https://sumsel.times.co.id/
Berita

Alumni MCH: Kesuksesan Haji 2024 Berkat Inovasi Kemenag

Kamis, 20 Juni 2024 - 13:34
Alumni MCH: Kesuksesan Haji 2024 Berkat Inovasi Kemenag Jemaah Haji Indonesia (Foto: Kemenag RI/TIMES Indonesia)

TIMES SUMSEL, JAKARTA – Pelaksanaan ibadah haji tahun 1445 H/2024 telah berjalan dengan sukses, diakhiri dengan fase puncak ritual haji tanpa menghadapi masalah besar. Alumni Media Center Haji (MCH) Indonesia menilai bahwa penyelenggaraan haji tahun 2024 dapat menjadi contoh untuk pelaksanaan haji di masa depan. Meskipun jumlah jemaah haji Indonesia sangat besar, ibadah haji tetap terlaksana dengan sangat baik.

“Haji 2024 menjadi sejarah karena jumlah jamaah Indonesia yang paling besar dibandingkan sebelumnya, yaitu mencapai total 241.000 orang, dengan 213.320 di antaranya adalah jamaah reguler. Tanpa mengesampingkan masalah kecil, hingga puncak haji selesai, tidak ada kasus besar yang muncul. Sebaliknya, layanan terhadap jamaah semakin baik dan bermanfaat berkat berbagai inovasi berani dari Kementerian Agama,” kata Abdul Khakim, anggota MCH tahun 2010, dalam sambutannya pada acara penutupan Khataman Alquran 30 Juz untuk Kesuksesan Haji 2024 di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Selasa (18/6/2024) malam.

Khakim menyatakan bahwa jumlah jemaah haji reguler Indonesia tahun ini, yang mencapai 213.320 orang, adalah angka yang sangat besar. Tidak hanya menghadapi jumlah jamaah yang banyak, panitia haji juga harus menangani banyak jamaah lanjut usia. Namun, berbagai terobosan seperti "murur" untuk menghindari kemacetan mobilisasi jamaah dari Muzdalifah ke Mina, telah menjadi langkah strategis dan efektif. Jamaah sudah mulai bergerak seluruhnya ke Muzdalifah pada pukul 07.37 WAS, berbeda dengan tahun 2023 ketika jamaah terakhir meninggalkan Muzdalifah pada pukul 13.30 WAS.

Erwin Dariyanto, anggota MCH tahun 2023, menyatakan bahwa inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Kemenag telah memberikan dampak positif, terutama bagi jamaah. Ia mencontohkan kebijakan memperbanyak pemeriksaan dokumen imigrasi secara cepat melalui Program Mecca Route 2024 yang berjalan efektif. Tahun ini, sistem fast track diperluas hingga ke Bandara Adisoemarmo Solo dan Bandara Juanda Surabaya.

Sebelumnya, fast track hanya dinikmati oleh jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Menurut Erwin, jamaah sangat diuntungkan karena fisik dan waktu mereka tidak terkuras.

Pada layanan katering jamaah, tahun ini Kemenag juga menambah menu makanan yang bercitarasa Indonesia. Selain disukai oleh jamaah, inovasi ini juga meningkatkan ekspor bahan baku dan jumlah pekerja seperti koki.

Layanan untuk jamaah lansia dan disabilitas juga semakin ditingkatkan. Dengan mengusung tagline "Haji Ramah Lansia", Kemenag telah melakukan banyak terobosan seperti sistem pendampingan, petugas khusus, dan penambahan infrastruktur.

Tahun ini ada lebih dari 43.000 jamaah yang membutuhkan layanan khusus. Untuk memudahkan akses informasi dan komunikasi, tahun ini Kemenag juga meluncurkan aplikasi Kawal Haji.

Melalui aplikasi ini, jemaah dapat melaporkan berbagai layanan seperti transportasi, katering, akomodasi, ibadah, dan lainnya. Bahkan aplikasi ini juga memiliki fitur untuk mendeteksi pergerakan jamaah, sehingga jika ada jamaah yang kesulitan mencari hotel, misalnya, dapat ditemukan dengan mudah.

“Langkah-langkah yang diambil oleh Kemenag di bawah komando Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini adalah sebuah kemajuan. Namun, diakui bahwa masalah di lapangan sangat kompleks sehingga wajar jika ada beberapa hal yang perlu dibenahi ke depan. Masalah yang muncul umumnya tidak krusial dan dapat ditangani dengan baik oleh petugas, seperti masalah AC dan antrean di toilet,” jelas Erwin.

David Krisna Alka, anggota MCH tahun 2022, menyatakan bahwa meskipun persiapan sudah matang, penyelenggaraan haji tidak akan pernah mencapai kesempurnaan.

Dengan kesadaran ini, maka perbaikan layanan haji ke depan membutuhkan masukan dari banyak pihak termasuk DPR, biro perjalanan, praktisi, media, dan masyarakat. Namun, ia mendorong agar masukan yang disampaikan harus konstruktif dan bukan demi kepentingan jangka pendek atau target politik praktis.

“Seperti rencana pembentukan pansus oleh DPR, ini berlebihan. Meski pansus sah-sah saja dibentuk merujuk pasal 93 Tata Tertib DPR, namun dari segi urgensi dan magnitudo isu, ini tidak diperlukan. Terlihat terkesan dipaksakan. Masih banyak cara lain untuk mengomunikasikannya,” tegas aktivis muda Muhammadiyah ini. (*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sumsel just now

Welcome to TIMES Sumsel

TIMES Sumsel is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.