TIMES SUMSEL, JAKARTA – Di tengah sorotan gemerlap ajang Puteri Indonesia, hadir sosok muda yaitu mahasiswi lulusan Hubungan Internasional dari BINUS University yang membawa semangat perubahan dari timur Indonesia. ya, dialah Elisea Benedicta Katharina Mada.
Dirinya resmi dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) 2025, membawa nama daerah Nusa Cendana dengan penuh kebanggaan dan misi yang mendalam lingkungan yang lebih bersih, berkelanjutan, dan inklusif bagi semua.
Elisea, atau yang akrab disapa dengan Lisea, bukan hanya sekadar wajah cantik dengan gelar prestisius. Dia adalah cerminan generasi muda yang berpikir global namun bertindak lokal.
Latar belakang keluarganya yang multikultural dan hubungan emosional yang kuat dengan tanah kelahiran ayahnya di NTT menjadikan perjuangannya lebih dari sekadar kompetisi melainkan panggilan jiwa.
"Dari kecil, saya tumbuh dengan cerita-cerita tentang kearifan lokal, tantangan masyarakat, dan keindahan alam NTT yang tak ternilai," kata Lisea dalam keterangan yang diunggah di akun Official Puteri Indonesia dikutip TIMES Indonesia, Rabu (16/4/2024).
Semangat ini membawanya pada inisiatif sosial yang ia dirikan sendiri yaitu S.A.V.E. M.E. Project. Proyek ini menjadi wadah bagi edukasi dan aksi nyata dalam pengelolaan sampah plastik serta pelestarian lingkungan.
"Melalui pendekatan berbasis komunitas, saya mendorong kesadaran akan pentingnya gaya hidup minim limbah di kalangan generasi muda dan perempuan di NTT kelompok yang memiliki potensi besar sebagai agen perubahan," ungkapnya.
Tidak berhenti di sana, Elisea merancang pengembangan proyek ini dalam kerangka ekonomi sirkular, konsep yang mengedepankan penggunaan ulang sumber daya, meminimalkan limbah, dan menciptakan dampak ekonomi jangka panjang.
“Lebih lanjut tentunya saya ingin melihat generasi muda dan perempuan NTT bukan hanya sebagai penerima perubahan, tapi pelaku utama dalam transformasi lingkungan,” tuturnya dengan penuh semangat.
Pengalaman internasional yang pernah ia tempuh mulai dari keterlibatan dalam Students’ Moscow Model of the European Union hingga ASEAN Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education menjadi bekal penting dalam memperluas jangkauan advokasinya.
"Saya yakin dan percaya bahwa isu lingkungan tak mengenal batas negara, dan kolaborasi lintas budaya sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan," beber pemilik akun media sosial Instagram @eliseabenedicta
Kini, dengan gelar Puteri Indonesia NTT 2025 di tangannya, Elisea tidak hanya mewakili keindahan dan budaya, tapi juga tekad kuat untuk membawa suara timur Indonesia ke panggung nasional dan global, demi masa depan yang lebih hijau dan adil.
“Menjadi Puteri Indonesia bukan sekadar gelar. Ini adalah platform untuk menyuarakan nilai, memperjuangkan perubahan, dan merangkul semua pihak dalam satu misi: menjaga bumi dan memajukan daerahku,” tutup Elisea. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Puteri Indonesia NTT 2025 Elisea Benedicta, Suara dari Timur untuk Bumi Lebih Hijau
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |