https://sumsel.times.co.id/
Gaya Hidup

Revolusi Kendaraan Listrik, Siapa Bakal Menguasai Pasar Indonesia?

Rabu, 21 Mei 2025 - 01:13
Revolusi Kendaraan Listrik, Siapa Bakal Menguasai Pasar Indonesia? Ilustrasi: Kendaraan listrik digerakkan oleh motor listrik dan energi listriknya berasal dari baterai yang dapat diisi ulang. (FOTO: Freepik AI)

TIMES SUMSEL, JAKARTA – Dalam satu dekade terakhir, dunia otomotif mengalami pergeseran besar. Dari mesin berbahan bakar fosil ke motor listrik, dari knalpot berasap ke kendaraan listrik senyap yang ditenagai baterai.

Di tengah gemuruh perubahan ini, Indonesia perlahan tapi pasti menunjukkan giginya. Bukan lagi sekadar pasar, negeri ini kini bergerak sebagai pemain utama.

Tapi siapa sebenarnya yang sedang duduk di kursi pengemudi revolusi kendaraan listrik Tanah Air?

Nikel, Senjata Utama dari Perut Bumi

Langkah awal Indonesia datang dari kekayaan alamnya berupa nikel. Negara ini menyimpan sekitar 21 juta ton cadangan nikel dan merupakan yang terbesar di dunia.

Sadar akan nilai strategis ini, pemerintah memberlakukan larangan ekspor bahan mentah dan mendorong hilirisasi. Dari situ, industri baterai mulai tumbuh, salah satunya pabrik baterai hasil kolaborasi Hyundai dan LG di Karawang.

Para Raksasa Mulai Mendarat

BYD, raksasa kendaraan listrik asal Tiongkok, menjadi yang paling agresif. Dengan investasi Rp16 triliun, mereka membangun pabrik di Subang. Target mereka adalah produksi 150 ribu unit per tahun dimulai akhir 2025. Tahun lalu, BYD bahkan memimpin pasar EV di Indonesia dengan pangsa 36%.

Di sisi lain, Wuling tak kalah gesit. Setelah sukses dengan Air EV, kini mereka mulai merakit Binguo EV di Cikarang dan mulai mengekspor ke Asia Tenggara.

Sementara itu, kejutan datang dari VinFast asal Vietnam. Mereka menandatangani kesepakatan besar: bangun pabrik berkapasitas 50.000 unit dan instalasi 100.000 stasiun pengisian daya dalam lima tahun ke depan.

Pemain Lokal Tak Mau Kalah

Perusahaan dalam negeri mulai membangun fondasi ekosistem EV. Astra International memperluas lini bisnisnya, bahkan menggandeng berbagai mitra global untuk pengembangan EV.

Indomobil agresif membawa masuk merek-merek baru seperti Citroen dan Aion, menyasar segmen urban menengah.

Yang tak kalah strategis adalah Indonesia Battery Corporation (INBC), di bawah kendali Anindya Bakrie. Target mereka adalah mengolah 12–15 juta ton nikel jadi baterai siap pakai. Mereka ingin Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tapi jadi raja rantai pasok dunia.

Pemerintah sendiri menargetkan 2 juta unit EV diproduksi hingga 2025. Penjualan sudah naik drastis: 43.188 unit tahun lalu, tumbuh 153% dibanding 2023. Tapi infrastruktur masih jadi ganjalan. Stasiun pengisian terbatas dan edukasi publik belum masif.

Masa Depan di Tangan Sendiri

Indonesia bukan lagi penonton. Dari bahan baku, pabrik, sampai pasar, semuanya sedang dibangun. Revolusi kendaraan listrik bukan cuma soal mobil baru, tapi soal arah baru bagi bangsa. Dan kini, jalan itu sudah terbuka.

Pertanyaannya tinggal satu, siapa yang lebih siap menyalakan mesin perubahan? (*)

Pewarta : Mutakim
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sumsel just now

Welcome to TIMES Sumsel

TIMES Sumsel is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.