https://sumsel.times.co.id/
Kopi TIMES

Metode Curing untuk Menekan Kenaikan Harga Bawang Merah

Kamis, 20 Juni 2024 - 09:12
Metode Curing untuk Menekan Kenaikan Harga Bawang Merah Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMES SUMSEL, PADANG – Bawang merah merupakan salah satu kategori produk sayuran yang tumbuh dibawah tanah yang dikenal sebagai istilah umbi (bulbs) yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Konsumsi bawang merah di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga terkadang pemerintah melakukan pengimporan bawang merah untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 

Selain itu, bawang merah juga terkadang memiliki peningkatan harga yang tajam di saat momen tertentu seperti hari lebaran ataupun hari besar lainnya dan musim seperti musim penghujan. Dengan adanya perubahan tren konsumsi dan produksi menyebabkan harga bervariasi dan fluktuasi setiap tahunnya. 

Harga yang fluktuasi dapat memberikan rasa khawatir kepada konsumen bawang merah. Untuk menekan fluktuasi tersebut maka kita memerlukan kepastian ketersediaan bawang merah di setiap kondisi ataupun musim. Salah satu cara menjaga ketersediaan bawang merah ini adalah dengan pemanfaatan teknologi pascapanen sederhana seperti metode curing. 

Mengenal Curing pada Produk Umbi-Umbian 

Metode Curing merupakan kegiatan setelah panen yang menempatkan produk di lingkungan yang hangat dan lembab untuk membantu menyembuhkan luka dan kerusakan saat panen. Metode ini paling banyak dilakukan pada produk umbi-umbian seperti: ubi jalar, ubi singkong, kentang, bawang putih, bawang merah dan lain-lain. 

Curing pada umbi-umbian tidak seperti curing daging atau keju yang membutuhkan garam atau asap. Curing pada umbi-umbian hanya membutuhkan suhu lingkungan yang hangat dan kelembaban yang tinggi serta sirkulasi udara yang baik. 

Curing dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: Pertama, Curing lapangan. Membutuhkan potongan jerami atau rumput yang berfungsi sebagai bahan insulasi. Kemudian tumpukan ditutup dengan kanvas atau rajutan tikar rumput untuk dapat memerangkap panas dan kelembaban dapan terjadi dengan sendirinya. Teknik curing lapangan ini dapat diterapkan untuk talas, produk akar, dan umbi tropika. 

Kedua, Curing dengan naungan berventilasi. Membutuhkan ruang tertutup kemudian produk diletakkan dalam box terbuka dan ruangan di lengkapi dengan lubang yang diberi kipas penghisap (exhaust). 

Ketiga, Curing menggunakan udara panas. Membutuhkan pemanas yang di tempatkan pada atap. Kipas diletakkan di plafon yang berfungsi untuk membantu pendistribusian panas ke bawah ruangan, kemudian produk dapat ditumpuk menggunakan box dengan tumpukan 10-15 cm sehingga sirkulasi udara dapat terjaga dengan baik. 

Keempat, Curing curah. Membutuhkan bangunan dengan lantai kayu sebagai wadah produk yang akan di curah, unit pemanas dan kipas. Curing curah biasanya digunakan untuk produk bawang merah.

Kondisi ideal suhu dan kelembaban relative (RH) untuk proses curing tergantung pada jenis produk seperti: Kentang membutuhkan suhu 15-20 oC dan RH 85-90 selama 2-5 hari, ubi jalar membutuhkan suhu 30-32 oC dan RH 85-90 selama 4-7 hari, bawang bombai dan bawang putih membutuhkan suhu 30-45 oC dan RH 60-75 selama 1-4 hari. Secara umum curing biasanya dilakukan langsung setelah panen tanpa dicuci terlebih dahulu.

Metode Curing sebagai “Golden” teknik dalam pascapanen Bawang Merah
Curing bawang merah adalah proses yang sederhana namun penting, terutama jika Kita berencana menyimpan umbi dalam waktu yang lama. Proses pascapanen ideal bawang merah antara lain sikat perlahan semua gumpalan tanah sehingga umbi tidak memar atau merusak kulit terluar bawang merah. 

Dalam pembersihan bawang merah sebelum penerapan curing tidak memerlukan pencucian menggunakan air karena air dapat menghambat proses pengawetan dan membuka pintu bagi jamur dan penyakit untuk berkembang. Proses pembersihan juga harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu yang lama. 

Setelah pembersihan dilakukan curing bawang merah dengan cara disebar atau digantung di tempat yang hangat dan terhindar dari sinar matahari langsung. Curing dapat berlangsung selama 1-4 minggu. Selain di sebar atau di gantung, curing bawang merah dapat dilakukan dengan sistem curah yang di lengkapi dengan pemanas dan kipas. 

Pemanfaatan udara panas ini memudahkan untuk pengeringan serta memperpendek durasi Curing. Curing yang optimum dan tepat dapat mengurangi terjadinya kehilangan susut bobot dan menunda terjadinya pembusukan sehingga dapat menyimpan bawang merah kurang lebih 2 bulan.

Keefektifan curing dapat tetap terjaga jika bawang merah disimpan pada ruangan yang berventilasi atau di kantong yang belobang kemudian periksa bawang merah secara berkala untuk menghilangkan umbi yang bertunas atau rusak. Dengan begitu, kita dapat menyimpan bawang merah berbulan-bulan ( > 2 bulan). (*)

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sumsel just now

Welcome to TIMES Sumsel

TIMES Sumsel is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.